*BIBIR KITA MENYAPA*

bulan sepenggalah
kopi hitam dingin sudah
seketika bayang itu menyapa
seketika pula nyeyakku tak lena
kasih...
tidakkah kau tahu
bahwa angin dingin yang sepoi ini malam
menarik kita untuk membayang bayang lalu
tidak cukup jauh
hanya empat temasa lamanya
cintapun belum memutik
hanya sekedar sapa yang ranum
atau secebis manis senyum

masih lagi kuingat
debar ini menggemuruh lebatnya
riak gelombang hati begitu riuhnya
ketika bibir kita menyapa
untuk memaniskan ucap cinta
masih juga
gerimis senja lalu
cukup menghangatkan peluk jiwa
diantara rangkul erat
tatap mata ikut terjerat

empat temasa itu
apakah bayang lalu
atau jejak tapak rindu
mereka saling bercelaru

bulan sepenggalah
kopi hitam dingin sudah
masih tubuhku enggan rebah
kasih...
lelaplah
pucuk-pucuk doaku merecup tumbuh
diantaranya terselip juga
semoga kita abadi adanya

YS.Nugraha
alunan debur Desember 111
sekacip doa sepinang rindu

Posting Komentar

1 Komentar