ada bisik dari ratap hati
empat dawai merutai
tentang laut
tentang dusun dan pantai
dengarlah
ada pekik yang melambai
kampungku ranum berkecai
masih ketika
tembuni ini tergadai
empat dawai merutai
tentang kiblat tautan hati
membuncah...
menggelombangkan anak negeri
kawan...
kemarilah
kita saksikan jerung dan puaka
meranggas pusaka kita
ia cekah hutan kita
ditebasnya kasih sayang yang lebat
dulu
ketika masih nenek buyut pertiwi
menyemai benih keteduhan
lihat
ada ratap dimatanya
menutfahkan seri maknikam
lillah...
tubuh ini bertingkap alam
raciklah
tangkap lagi semangatnya yang tenggelam
masih...
ada juga tangis dan sedu-sedan
mensyari'at ulang hakikat yang usang
billah...
pun kiblat ini berpintu Illahi
tataplah...
agar kembali menunas seri
empat dawai merutai
tentang kecewa yang membilai
melebam pada rajuk yang terkulai
itu dulu...
dulunya lagi
ketika mesra masih mencumbu pantai
ini tanah air kita
kecuplah
meskipun hanya
menyisakan
nanah dan lendir saja
YS.Nugraha
13 pucuk November bersama dingin Super Jet-19
dibacakan pada pucuk November ke-14 malam
sejalan dengan pembukaan RSBM (Rampai Seni Budaya Melayu)
Kab-Lingga
0 Komentar