salamku pada langit
secupak jampi terlafadz
menyemah jembalang bumi
melarung saji mambang
ngambang
salamku pada malam
kita berjabat atau menggapai sebelum tenggelam
ada sisasisa serapah
biarlah
tinggalkan saja sepenggal ayat
hingga asam garam
karam
tiba
salamku pada penguasa
silahkan kau santap negeri kami
kunyah lumat belulang atau sisa keringat ini
meski darah serupa nanah
tak mengapa
tersebab esok tiba
ada sehidang bara neraka
sehirup cupak doa
dari kami
santaplah lagi
dalam talamtalam kenduri
harga diri
harga mati
ilahadzihinniah summa khususan arruh...
gemuruh...
luluh...
runtuh...
salamku pada pencipta
mari kita meneroka
di belantara hutan jiwa
lebatnya meranggas
pada busungbusung hati yang kemarau
kemarilah...
suburkan lagi
meski kiamat terlambat menjemput pagi
salamku pada kata
baringlah
kusiapkan lidah untuk membaca tubuhmu
ada puisi disana
tepat dipersimpangan liukmu yang bergelombang
salamku pada kita
...
hiruplah cumbuan angin dan nafas laut
dalam dingin tatap mata bertaut
mengeja jejak angka dalam kata
dua nol satu dua
berbisik mesra:
"hidup hanyalah selembar perjalanan tanpa jeda meskipun mati
bahkan mati(pun) hanyalah tanda koma yang diakhiri titiktitik setelahnya"
YS.Nugraha
dalam kata menjemput Tahun tiba
31122011
0 Komentar