hujan
bunot mandi katon
sirih
rampai pinang menteri
mintak
peluk tangan kiri
bang
selebu
seleguh
legah kami menyusun rapat jemari
berharap
sentuh tuan kedasar hati
kedasar
diri
kuale
sawe
ke
kuale mana lagi?
Sedusun
kebun kami sudah kau gali
Hampir
tiap jengkal disana tertimbun tembuni
Dari
emak dan rahimnya
Dari
bapak dan tetes keringatnya
Dari
atok enyang buyut kami dengan sembur serapahnya
Hujan
bunot
Berhujan-hujan
kau bunotkan
Berpanas-panas
pula kau punatkan
Ini
kampung kami
Tuan
Dengan
segala rimbun wewangi kemenyan bebunian
Kami
rukun dengan selaksa mantra menyapa
Mandi
katun
Kami
bersendi rukun
Nadi
kami adaah jampi tuku takal
Tapak
kami membekas jadi tangkal
Jangan
kau sangkal
Pasir
tanah batu kami
Sudahpun
kau jual
Sirih
rampai
Semampai
Yang
dulunya tegak menjulang tak sampai
Adat
kau gadaikan dengan boulduzer dan lori pengangkut bouksit
Tak
ada sirih lagi kini
Hanya
rintih
Perih
Pinang
menteri
Kau
kawinkan dengan orasi janji
Berleguh
legah kami mengusung pelamin
Rampai
manggar telahpun dijalin
Setelah
itu
Kau
berpesta dengan tangis dan airmata kami
Mintak
peluk tangan kiri
Peluklah
Bila
perlu sembunyikan tangan kirimu
Biar
laut pasir kami
Biar
kebun dusun kami
Biar
tangis tumpah darah kami
Yang
mengabarkan
Siapa
pecundang khianat negeri
0 Komentar