Flamboyan berguguran
Aromanya tersidu kenangan
Secamca harap pandang
Lalu hilang dipekat malam
Dua jenis kata bersenggama
Gemanya mengaung penuh harap
Remang melalap kegelisahan
Jadi gundah
Tak berkesudah
Flamboyan
Berguguran
Rebasnya dari pucuk
Menghiba diharibaan
Berguguran
Rebasnya dari pucuk
Menghiba diharibaan
II

Dilubuk sangsai
Flamboyan berjurai
Kelindan bayangnya resah
Dua ranting berdarah
Setelah tarung kecup menggelora
Kau katakan
Flamboyan adalah airmata kita
Kembali pada hati
Flamboyan berjurai
Kelindan bayangnya resah
Dua ranting berdarah
Setelah tarung kecup menggelora
Kau katakan
Flamboyan adalah airmata kita
Kembali pada hati
Ketika tiba pagi
Flamboyan bergugur lagi
Tangis menyuburkan rindu
Tentang peluk dan deru
Kau katakan
Flamboyan adalah bunga kenangan
Flamboyan bergugur lagi
Tangis menyuburkan rindu
Tentang peluk dan deru
Kau katakan
Flamboyan adalah bunga kenangan
III
Flamboyan...flamboyan
Warna segenap para hati
Tak bertepi
Lihat dahannya
Cabangcabang
Bimbang
Berderak
Anginangin
Ingin
Warna segenap para hati
Tak bertepi
Lihat dahannya
Cabangcabang
Bimbang
Berderak
Anginangin
Ingin
Dingin
Flamboyan...flamboyan
Sepeluk tubuh tak berbadan
Hanya bayang sedu sedan
Terisak
Tatap derainya
Membayang pada getar
Hati
Kita
Flamboyan...flamboyan
Sepeluk tubuh tak berbadan
Hanya bayang sedu sedan
Terisak
Tatap derainya
Membayang pada getar
Hati
Kita
IV
Masih tentang malam dan flamboyan
Larik warnanya memudar
Tidak pekat dan merona
Kuncup pucukpucuk terkulai
Setelah siang menjamah mambunya
Flamboyan diremang bulan
Berpendar dari bias yang tak sampai
Akupun begitu juga
Semakin hanyut dalam kerinduan
Flamboyan...flamboyan
Larik warnanya memudar
Tidak pekat dan merona
Kuncup pucukpucuk terkulai
Setelah siang menjamah mambunya
Flamboyan diremang bulan
Berpendar dari bias yang tak sampai
Akupun begitu juga
Semakin hanyut dalam kerinduan
Flamboyan...flamboyan
Semboyan para lelaki dalam harapan
Lalu kau lunglai tepat dalam dekapan
Flamboyan berkesendirian
Memungut remah kegelisahan
Untuk ditunaskan jadi kembang
Jadi bimbang
Lalu kau lunglai tepat dalam dekapan
Flamboyan berkesendirian
Memungut remah kegelisahan
Untuk ditunaskan jadi kembang
Jadi bimbang
V
Sepanjang waktu
Flamboyan menjamah airmata
Tetesnya terisak
Mengharap kembang yang abadi
Enggan rasa menjamah tanah
Dari gugur yang berderai
Dari tunggu yang mengurai
Renyai
Sejenak flamboyan mengaji dukaduka
Flamboyan menjamah airmata
Tetesnya terisak
Mengharap kembang yang abadi
Enggan rasa menjamah tanah
Dari gugur yang berderai
Dari tunggu yang mengurai
Renyai
Sejenak flamboyan mengaji dukaduka
Sisa luka yang ditinggalkan
Menganga
Sejak toreh itu menyayat
Memayatkan kerinduan
Beku dari pucuknya
Lalu dingin menunas
Menunggu kehangatan peluk yang abadi
Tentang bibir
Flamboyan bicara
Membayang kecup
Menelingkup keheningan
Bibirmu adalah serangkai bunga
Dan bibirku menjelma kumbang permata
Lalu
Kita mengangkup
Dua rona kerinduan.
Menganga
Sejak toreh itu menyayat
Memayatkan kerinduan
Beku dari pucuknya
Lalu dingin menunas
Menunggu kehangatan peluk yang abadi
Tentang bibir
Flamboyan bicara
Membayang kecup
Menelingkup keheningan
Bibirmu adalah serangkai bunga
Dan bibirku menjelma kumbang permata
Lalu
Kita mengangkup
Dua rona kerinduan.
VI
Pada rindangnya
Flamboyan mengukir kenangan
Dari cabang dahan
Dan ranting yang menguning
Flamboyan...flamboyan
Selebat daunmu meneduhkan
Menyejukkan
Lewat tatap pandang
Mengenang cium yang bertaut
Di puncak bukit ini
Flamboyan mersemayam
Bibir ranumnya bergumam
Lewat deru angin dan hembusan
"petik aku dengan segenap tulusmu"
Flamboyan mengukir kenangan
Dari cabang dahan
Dan ranting yang menguning
Flamboyan...flamboyan
Selebat daunmu meneduhkan
Menyejukkan
Lewat tatap pandang
Mengenang cium yang bertaut
Di puncak bukit ini
Flamboyan mersemayam
Bibir ranumnya bergumam
Lewat deru angin dan hembusan
"petik aku dengan segenap tulusmu"
VII
Untuk flamboyan
Aku kehabisan untaian
Bejana kata dari alur pikir dan kepingan jiwa
Pun juga masih menyisakan ruang raung kerinduan
Cukup singkat jika harus melambangkan dengan nyata
Sebanyak apa cabang ranting dan akarmu
Sama banyaknya dengan kasih dan kesungguhanku
Flamboyan
Kembali bertaburan
Dan gugur dari belaian
Aku kehabisan untaian
Bejana kata dari alur pikir dan kepingan jiwa
Pun juga masih menyisakan ruang raung kerinduan
Cukup singkat jika harus melambangkan dengan nyata
Sebanyak apa cabang ranting dan akarmu
Sama banyaknya dengan kasih dan kesungguhanku
Flamboyan
Kembali bertaburan
Dan gugur dari belaian
0 Komentar