jumat malam para tuhan termenung dan diam menyesali tikam yang menghunus di tubuh sajak darahnya adalah serangkai kata dan airmata mengalir dari toreh yang menganga kemudian kering sebelum pagi jelma padahal jauh sebelum malam datang pada siangnya yang jumat juga tuhan-tuhan kegirangan berbaris membuat iringan untuk menuju altar puja-puja
jumat larut dan mendingin para tuhan masih kukuh pada lamunnya setelah empat jilid antologi firman itu tak ada lagi karya baru dan tikam masih menghunus di tubuh sajak sebentar yang lalu dia nazak tapi tidak mati sebab jantung dan nadinya sudah dititipkan pada kita padahal jauh sebelum jumat datang bahkan matahari dan langit belum terang membentang justru sajaklah yang menjadikan tikam sebagai pecundang
0 Komentar