dua pasang hujan menggigil di langit malam kuyupnya basah serupa tangis Pertiwi yang telah janda meninggalkan kita sebagai anak yatim nestapa
baru sabtu malam lalu Ibu kita yang pertiwi itu bercumbu dengan lakinya yang kini juga duda bernama Indonesia
ketika itu, sepasang hujan tidak sedingin ini cukup rinai tetesnya menambah syahdu asmara mereka lalu... entah mengapa lahirlah kita dari rencana tak terduga buah cinta rindu membara
Ibu Pertiwi tak pernah hamil sebab rahimnya tercecer sepanjang pulau dari Sabang hingga Merauke dan Ayah kita tak pernah membuahi karena kelamin yang perkasa itu sudah lama mati akibat dari kesendirian dengan dentuman bedil dan senapan (ketika itu)
langit malam bersahabat dengan gigil di dua pasang hujan padahal siangnya mereka saling cekau dan bermusuhan
sempat ku tanyakan "kita ini seberanya apa" lalu Ibu Pertiwi katakan "engkau itu adalah siapa"
0 Komentar