dua kepak airmata mengibaskan sayapnya
bulunya pucat tanpa darah
setelah lama ditempa oleh merah mawar yang nanar
pada langit lamunan airmata berterbangan
membawa sisa nista terakhir
terkadang kicaunya memekik ratap kesakitan
terkungkung dalam sangkar kehidupan
oooo...terbanglah...terbang...
kibas yang kencang sayap airmatamu
hinggap satu-satu pada lelap mimpi
lalu patuklah ketakutan mereka
cengkram kuat menembus dasar hati
dan bawa kembali terbang untuk kau jadikan sarang langit malam
....kemudian hujan...
sayap rebas satu-satu
bulnya berderai jadi mendung
pekikmu berguman jelma gemuruh
meratap iba kerinduan
oooo...terbanglah lagi
meski merangkak untuk mendaki puncak kedudukan Tuhan
kau kembali dipatuk oleh ketakutan itu sendiri
membawamu kedasar-dasar
dua kepak airmata mengibaskan sayapnya
kali ini dengan warna yang beda
lebih pekat dari pelangi di kanvas jingga
YS.Nugraha
1149//100113
0 Komentar