Musim kampanye sudah di mulai
Promosi heboh segala partai
Dari yang serius sampai yang lebai
Saling menyudut saling membantai
mengajak rakyat supaya tak golput
Nanti April disuruh ikut
Boleh di contreng, coblos dan sulut
Sudah menjadi, janjipun luput
Segala macam caleg mencoba
Untuk dapat tampuk kuasa
Sampai bakar kemenyan dan dupa
Hingga semedi di gua-gua
Agaknya dia sudahpun lupa
bahwa rakyat bukanlah buta
Janji borak pejabat penguasa
Manisnya mulut menghias muka
Ada membawa nama agama
Bersumpah-sumpah bela sesama
Sudah menjadi dan berkuasa
Sumpahpun raib entah kemana
Bersorak-sorak takkan korupsi
Kalau terbukti siap tuk mati
Sekali KPK mendapat bukti
Mulai menuduh kanan dan kiri
Andaikan saja semuanya kompak
Kita GOLPUT secara serentak
Agak-agaknya baru tersentak
Berita heboh meruak-ruak
Dia suruh kita tak GOLPUT
Sementara dia saling menyikut
Yang mana satu hendak diturut
Turutkan hati, kepala berdenyut
Jangan salahkan rakyat yang golput
Sebab ianya terlalu takut
Racun janji manis di mulut
Sudah menjadi, rakyat tersudut
###
JILID II
Ini syair
jilid ke dua
Saya
suguhkan untuk semua
Bukan
sekedar untuk dibaca
Namun lebih
untuk dicerna
Syair
kampanye judul disebut
Sasaran luas
segala sudut
Dari yang
lebar sampai kerucut
Kita ulas
berturut-turut
Hal pertama
yang kita kaji
Tentang perihal
sebuah janji
Yang banyak
macam dan variasi
Hanya demi
tahta di kursi
Kenapa janji
diobral-obral
Semua cara
dianggap halal
Butakan hati
lumpuhkan akal
Semua rakyat
hendak di jengkal
Janji manis
halus dan lembut
Pujukkan
rakyat supaya ikut
Untuk mencoblos
nama terurut
Untuk
memilih partai dimaksud
Apa
untungnya bagi yang milih
Rakyat yang
perih semakin pedih
Siang
menangis malam merintih
Merenungkan
hidup tiada beralih
Sementara
coba lihat pejabat
Tak mau lagi
hiraukan rakyat
Duit
ditumpuk berkebat-kebat
perut buncit
berlipat-lipat
KPU juga
ikut berperan
Untuk
kampanye dibuat aturan
Tapi
nyatanya dalam perjalanan
Bagi yang
melanggar tiada dihiraukan
Wahai kawan
wahai saudara
Kita ini
rakyat jelata
Jangan lagi
dibuat buta
Oleh aturan
pejabat Negara
Bukan tak
mau ikut aturan
Tersebab
mereka saja sering abaikan
Yang mana
hendak kita contohkan
Contohkan
iblis dan atau setan
Kalau kita
berpikir jernih
Bagus lagi
golongan putih
Tidak
mencoblos tidak memilih
Gantian
pejabat supaya merintih
Itu sekedar
wacana saya
Didalam
syair saya bicara
Yang mau
komentar silahkan saja
Tapi
usahakan pakai syair juga
Semoga
pejabat ada yang baca
Menjelang
nanti pilihan raya
Semoga dapat
hidayah Ta’ala
Didalam
mengemban amanah jelata
0 Komentar